Friday, October 23, 2009

2009.10.23

Pria itu harus punya pandangan dan cita-cita. Menikah dengan seorang pria, berarti juga harus menikah dengan cita-citanya. Maka dari itu, menyukai seorang pahlawan itu mudah, namun untuk mencintainya itu sulit. Saat Yuji menikah dengan Xiang Yu, seharusnya sejak awal ia sudah siap untuk hal seperti kekalahan di Gaixia itu. Sebab jika tidak, ia tak ada bedanya dengan pelacur. Pahlawan itu bukan petani. Raja itu juga bukan pengembara. Para pendekar Liang Shan bukan tuan muda kaya yang punya banyak waktu untuk menemani kekasihnya berjalan-jalan di taman. Tak mungkin Lin Daiyu bersanding dengan Zhu Yuanzhang. Kecuali kalau hanya semalam. Jika tidak, pasti akan jadi drama air mata yang menggelikan. Tak dapat dipungkiri, dalam kisah-kisah fiksi ada percintaan seperti Yuwen Han dan Jing Jingli. Hingga sekarang pun aku tak habis pikir, apakah Jing Jingli yang terlalu egois, atau Yuwen Han yang hanya pahlawan gadungan, hingga melepaskan dunia untuk seorang wanita. Sering kukatakan, cinta itu tak sebanding kekacauan dunia. Hanya saja, pada kenyataannya, ia justru sering mengacaukan dunia. Ah, sudahlah... kurasa otakku mulai kacau lagi...