Thursday, May 21, 2009

notitle 090521

Ujung langit dan batas lautan. Aku pernah berkata, itu bukanlah akhir segalanya. Namun aku tahu, segalanya tak pernah semudah menghunus pedang ataupun memaki takdir. Dunia itu luas. Mungkin ada yang berkata bahwa ia sempit, namun pada kenyataanya, terlalu banyak mimpi yang tak dapat diraih, terlalu banyak cinta yang tak dapat ditemukan. Sekali lagi, dunia ini terlalu luas. Dan aku tak punya sayap untuk mengarungi seribu gunung dan lautan. Sesungguhnya aku ini hanya seorang iblis yang tanpa sengaja meneguk arak cinta. Hingga menuliskan namamu di atas semua mimpiku. Hingga berharap untuk berkelana ke ujung dunia hanya untuk menjumpaimu. Tak pernah berharap untuk memiliki. Tak pernah pula memimpikan apa itu keabadian. Hanya saja terlalu merindukanmu. Terlalu ingin menuliskan kembali kisah tentang kita. Mengukirkan kembali nama-nama kita di atas sejarah. Aku tak tahu, apa di kehidupan ini kita masih dapat bertemu. Sungguh tak tahu. Aku ini hanyalah seekor ulat yang tak punya sayap, yang mencoba mengejar bintang dengan segala cinta dan kerinduannya.

Thursday, May 14, 2009

Mimpiku Yang Sesungguhnya

Waktu kecil, kudengar dunia persilatan itu berbahaya, hati manusia tak dapat diduga. Setelah dewasa, kulihat kerajaan itu hitam dan gelap, penuh dengan tipu muslihat. Harta, kuasa, nama, dan cinta. Sesungguhnya manusia hanyalah hewan serakah yang suka berpikir. Sebagian demi kenikmatan, sebagian lagi demi apa yang mereka sebut prinsip. Membandingkan apa yang mereka sebut benar dan salah, menandingkan apa yang mereka anggap asli dan palsu. Para ahli filsafat dan agama selalu punya waktu untuk itu. Ya, orang-orang keras kepala yang suka berbicara itu, mereka memang sering disebut bijaksana. Sedangkan para budak harta dan anjing tahta itu, lebih tak layak lagi untuk dibahas. Aku ini hanya seorang gadis bodoh, tak tahu apa-apa. Aku hanya tahu, sejak awal jaman, tak ada satupun kerajaan yang abadi, tak ada satupun manusia yang tak mati. Kaisar yang paling bijaksana maupun yang paling bodoh, semua berakhir di dalam makam. Pahlawan besar maupun penjahat terkenal, semua hanya tinggal nama dalam catatan sejarah. Tidak terkecuali. Apa itu benar? Apa itu salah? Apa itu baik? Apa itu jahat? Tak penting, sungguh tak penting. Apalagi surga dan neraka; apalagi kehidupan abadi setelah mati; itu juga hanya legenda yang tak pernah dapat dibuktikan keberadaannya. Sesungguhnya cita-citaku tidaklah begitu tinggi. Aku tak perlu mengukir nama di atas prasasti, juga tak mau hidup di tengah lautan harta. Sesungguhnya dalam kehidupan ini, aku hanya ingin.... melihat-lihat dengan mata kepala sendiri; melihat kehidupan, melihat kematian, melihat kemakmuran, melihat kehancuran. Bodohlah aku jika berharap bumi ini tak akan musnah. Naif pula jika berpikir negara ini akan bertahan ribuan tahun. Sesungguhnya mimpiku tidaklah berlebihan. Aku tak mau mengubah atau mempertahankan, bahkan memperebutkan apa pun. Dalam kehidupan ini, aku hanya ingin.... melihat-lihat dengan mata kepala sendiri; menjadi saksi atas sejarah, atas dunia dan segala perubahannya. Melihat-lihat, hanya itu....

Monday, May 4, 2009

notitle 090504

kau bilang,
angin yang berhembus itu akan membawa pergi cinta kita;
kau bilang,
jangan berkata untuk mengikutimu ke ujung dunia.

lalu malam tetap kelabu,
sungai tetap membiru,
dan lagu itu tetap tak menemukan bait terakhirnya;
kau tetap di ujung langit,
aku tetap di batas lautan.

tuan,
jika mencintaimu hanyalah sebuah mimpi,
maka jangan biarkan aku tersadar;
sebab aku hanyalah ulat di daratan,
yang terus berlari mengejar bintang;
tak peduli setinggi apa langit,
tak peduli seluas apa bumi.